KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongannya kami dapat menyelesaiakan Makala yang berjudul ‘Konstruksi dan
Stabilitas Kapal’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Capt.
Waris yang telah membimbing kami selama 2 semester yg ngak ada henti-hentinya
untuk membagikan ilmu kpada kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman Taruna’i yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung
dalam pembuatan makala ini
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada Taruna’i dari hasil
Makala yang sudah kami susun. Karena itu kami berharap semoga Makala ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita semua termasuk tim penyusun Makala
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat
dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga
dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga Makala yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi terutama untuk masa depan bangsa dan Negara.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
kata pengantar………………………………………………………………………………………………………
1
DAFTAR ISI………………...………………………………………………………………………………………...….
2
BAB I pendahuluan
………………………………………………………………………………………… 3
A. LATAR
BELAKANG …………………………………......................................……………………… 3
B. RUMUSAN
MASALAH ………………………………………………………………………………… 7
C. BATASAN
MASALAH ………………………………………………………………………………… 7
D. TUJUAN
………………..………………………………………………………………….……………….. 8
E. MANFAAT
……………………………………………………………………………….………….……. 8
BAB ii ……………………......………………………………………………………………………..………………
9
A.
UKURAN POKOK
KAPAL……………………………....................................................................
10
B.
TONNASE ( TONNAGE )………………………………………………………………………………
13
C.
HALUAN DAN BURITAN
KAPAL…………………………………………………………….…… 16
D.
PENAMPANG MEMBUJUR DAN MELINTANG
KAPAL…………………………..….…… 18
E.
NAMA BAGIAN BADAN KAPAL (HULL)...............................................................................
19
F.
KULIT
KAPAL………………………………………..………….………………………………..…...….. 23
Bagian –Bagian Kapal………………………….
Bentuk Lambung Kapal………………………..
Cara Pemberian
Nomor Kelit Kapal……….
G.
DASAR BERGANDA……………………………………………………………………………………. 33
Guna Dasar Berganda……………
Kontruksi Dasar Brganda………
H.
SEKAT KEDAP AIR…………………………………………………………………………………….. 36
Tujuan Sekat Kedap Air…………
Jumlah Sekat Kedap Air………….
Konstruksi Sekat Kedap
Air…….
I.
PINTU KEDAP AIR…………………………………………………………………………………….. 41
Definisi…………………………………
Pintu Kedap Air
Manual………….
Pintu Kedap Air
Automatis………
J.
KONSTRUKSI DAN KELING KAPAL…….……………………………………………………….
47
Sambungan Las………………………
Sambungan Keling…………………..
K.
PENATAAN LENSA DAN BALLAST………..…………………………………………..………...
57
L.
PERALATAN - PERALATAN ALAT BERLABUH KAPAL……..………………………....
60
Definisi
Jangkar………………………
Jangkar Utama
(Haluan)………….
Jangkar Arus…………………………..
M.
SOAL JAWAB KONTRUKSI DAN STABILITAS
KAPAL…………………………………… 62
BAB III PENUTUP
………………………………………………...................................................................
76
A.
Kesimpulan……………………
B.
Saran……………………………..
C.
Daftar Pustaka………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada saat ini proses
mendesain kapal telah mengikuti perkembangan teknologi komputer. Desain kapal
tidak lagi dibuat dengan teknik manual tetapi melibatkan penggunaan
software-software komputer yang canggih. Software-software tersebut memberikan
keunggulan dalam banyak hal seperti visualisasi 3D, memberikan kecepatan dan
kemudahan dalam perhitungan maupun pengerjaan kontruksi, ketelitian dalam
penggambaran, pembuatan laporan perhitungan gambar dan diagram yang cepat,
dapat diintegrasikan dengan jaringan komputer (network) dan database sehingga
pekerjaan desain dapat dipecah menjadi beberapa bagian tetapi masih saling
berkaitan. Namun semakin canggih software desain yang digunakan, semakin besar
pula investasi yang dibutuhkan untuk pengadaan beserta perangkat kerasnya.
Dalam materi Ilmu bangunan kapal ini akan
ditampilkan beberapa bahasan pokok yang sesu ai dengan kompetensi dari
seluruh materi yang ada di dalam Ilmu Bangunan Kapal.
|
Seperti
pada bagian-bagian bangunan sebuah kapal, terutama yang menyangkut fungsi
bagi an-bagian tersebut, sehingga dengan demikian dapat mengetahui apakah
bagian-bagian tersebut masih dalam kondisi baik dan berfungsi baik, apakah
perlu diperbaiki atau diganti yang sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.
|
Mengenai
jenis-jenis geladak, kekuatan geladak, letak bukaan- bukaan di geladak maupun
dilambung. Ukuran-ukuran pokok kapal, baik secara membujur, melintang maupun
tegak dan bentuk-bentuk palkanya.
|
Mengenai
konstruksi dasar berganda untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk
muatan cair, ballast, bahan bakar, air tawar dan lain-lain sehingga dapat
mengatur keseimbangan (stabilitas) kapal bila diperlukan.
|
Mengenai
tipe-tipe kapal dengan demikian dapat mengetahui jenis-jenis muatan yang
diang kut, bagaimana cara-cara penanganan muatan, sehingga di dalam pelayaran
maupun pada waktu pembongkaran ditempattujuan tetap dapat dijalankan dengan
aman dan baik. Dengan demikian kapal selain dapat memenuhi fungsinya sebagai
alat transportasi juga dapat membe rikan keuntungan bagi perusahaan
pelayaran.
|
Dengan Kemajuan teknologi
komputer juga telah menyentuh proses desain gambar konstruksi kapal. Teknik
menggambar konvensional yaitu menggambar dalam 2D telah banyak ditinggalkan dan
beralih ke pemodelan secara 3D. Pemodelan secara 3D memberikan banyak
keuntungan seperti memberikan visualisasi secara nyata terhadap desain
konstruksi kapal. Sehingga kesalahan-kesalahan desain seperti ruang yang
terlalu sempit akibat termakan oleh volume material konstruksi dan adanya
diskontinuitas dapat dicegah sejak awal. Software khusus desain konstruksi
kapal mampu melakukan pemodelan 3D secara cepat dan teliti sehingga mampu
mengubah pandangan bahwa pemodelan konstruksi kapal secara 3D lebih lama
daripada menggambar secara 2D.
Ship Constructor dan
Autoship dapat menjawab kebutuhan pemodelan konstruksi kapal secara 3D.
Software-software tersebut menggunakan software database seperti Oracle atau
SQL yang digabungkan dalam satu software yang terintegrasi. Selain itu,
software tersebut juga menggunakan server jaringan komputer (network server)
dan mampu membagi pekerjaan konstruksi menjadi beberapa bagian tetapi saling
berkaitan dan tersimpan dalam satu database server. Keunggulan ini memberikan
kemudahan dalam hal pembagian desain konstruksi, kontrol perkembangan desain
dan kemudahan pemeriksaan hasil pekerjaan.
Namun
beberapa kelemahan masih terdapat dalam software canggih tersebut. Disamping
besarnya biaya investasi untuk pengadaan hardware dan software yang harus
dikeluarkan, beberapa kelemahan lain juga harus dipertimbangkan yaitu :
Ø Struktur
file hasil penggambaran, definisi database dan file database dari software
tersebut rumit.
Ø Alur
dari proses pekerjaaan desain rumit karena software tersebut terbagi atas
beberapa software lagi menurut bagian konstruksi mana yang akan dibuat.
Ø Software
tersebut kurang familiar diantara para drafter dan desainer kapal, hanya orang
yang pernah diberi pelatihan saja yang bisa, sementara pelatihan software
tersebut sangat mahal.
Dalam
proses desain konstruksi kapal, banyak drafter dan desainer menggunakan AutoCad
sebagai software untuk proses penggambaran sehingga software ini sangat
populer.
Namun drafter dan desainer tersebut kurang optimal dalam menggunakan fitur-
fitur yang terdapat di AutoCad untuk mempermudah proses penggambaran dan
pemodelan konstruksi kapal. Data di forum internet menyebutkan bahwa 90 %
pengguna AutoCad tidak menggunakan fitur-fitur yang tersedia di AutoCad secara
optimal. Padahal AutoCad merupakan software yang memiliki banyak workflow,
yaitu tidak terpaku pada aturan tertentu sehingga memungkinkan penggunanya
menetapkan aturan dan sistem sendiri sesuai dengan aplikasi yang diinginkan
dengan cara mengoptimalkan fitur-fitur yang terdapat di AutoCad.
Berdasarkan
dari pengamatan secara langsung di lapangan seperti di PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya dan PT. Dumas Shipyard diketahui bahwa galangan-galangan kapal
tersebut dalam melakukan proses desain kapal tidak menggunakan AutoCad secara
optimal sebagai alat bantu desain. Galangan kapal hanya menggunakan
perintah-perintah/fitur dasar yang ada di AutoCad, sehingga ketika proses
desain tersebut harus beralih ke desain secara 3D maka akan terasa sangat sulit
dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan desain secara 2D.
Pada galangan kapal yang memiliki investasi besar, proses pemodelan 3D
cenderung menggunakan software desain yang lebih canggih seperti Tribon M3
untuk mempermudah proses desain. Namun pada galangan-galangan kecil masih tetap
menggunakan metode konvensional yang hanya mengandalkan teknik gambar 2D dengan
tidak mengoptimalkan AutoCad.
Beberapa
fitur yang sangat jarang digunakan oleh pengguna AutoCad untuk mempermudah
proses penggambaran dan pemodelan yaitu external reference (X-ref), dynamic
block dan customisasi. Metode external reference dapat digunakan untuk
menggambar 2D maupun 3D secara terpisah kemudian dijadikan satu kesatuan gambar
secara utuh tanpa membuat ukuran file gambar tersebut menjadi besar. Dynamic
block dapat digunakan untuk membuat database gambar sesuai dengan kebutuhan
aplikasi tetapi mempunyai kelemahan yaitu file gambar menjadi besar. Sedangkan
Customisasi sangat bermanfaat dalam menghubungkan AutoCad dengan software
aplikasi yang lain seperti Microsoft Office.
Sehubungan dengan hal tersebut
di atas maka perlu dikembangkan suatu metodologi penggambaran konstruksi kapal
dengan memanfaatkan perintah external reference (X-ref) yang terdapat di
AutoCad. Dengan metode tersebut gambar konstruksi kapal dapat dikerjakan secara
2D maupun 3D dalam file terpisah dan kemudian disatukan menjadi gambar 3D
secara utuh. Metodologi tersebut akan menjadi pedoman penggambaran konstruksi
kapal di AutoCad secara sistematis.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan yang harus dipecahkan
adalah :
·
Apakah
metode X-ref pada AutoCad dapat digunakan untuk penggambaran desain konstruksi
kapal yang terbagi atas bagian-bagian tertentu tetapi saling berkaitan dalam
suatu jaringan komputer (network) ?
·
Bagaimanakah
metodologi penggambaran model 3D konstruksi kapal pada AutoCad yang tepat
sehingga dapat digunakan sebagai alternatif software penggambaran konstruksi
kapal ?
·
Bagaimana proses penanganan sekat-sekat
, gading – gading , wrang pada suatu kontruksi kapal yang sesuai dengan
standar/syarat oleh BiroKlasifikasi.
·
Bagaimana proses pengelasan yang baik
dan aman tanpa ada hambatan dalam proses pemasangan/pergantian sekat-sekat,gading
gading ,wrang pada kontruksi kapal.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah diuraikan maka dibatasi agar tidak jauh menyimpang
yaitu mengenai pada proses penanganan sekat-sekat dan proses pengelasan di
dalam kontruksi kapal yang berdasarkan hasil pengamatan dan kondisi lapangan
pada saat penulis melaksanakan dok
D.
Tujuan
Tujuan
utama yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk mengembangkan
metodologi perakitan ataupun pmbuatan kontruksi kapal sehingga dapat digunakan
sebagai alat transportasi yang memuaskan bagi para peminat transportasi laut
khususnya.
1. Mengetahui tentang prosedur pergantian sekat-sekat,gading gading,wrang
didalam kontruksi kapal yang tidak memenuhi standar atau syarat BIRO
KLASIFIKASI.
2. Untuk mengetahui proses pengelasan yang baik pada sekat-sekat dalam
tangki dasar berganda
E.
Manfaat
Makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semuah Taruna’iyang membaca makalah
ini maupun penyusun makalah khususnya terhadap :
1. Informasi secara lengkap tentang penanganan didalam bangunan
kapal,termasuk kulit kapal,gading-gading, tangki dasar berganda,DLL, dengan ketentuan yang berlaku, guna mengcegah
terjadinya kesalahan pengerjaan.
2. Dapat memberikan masukan kepada si pembaca tentang cara pemasangan
seluruh bangunan – bangunan yang ada di kapal termasuk sekat-sekat didalam
tangki dasar berganda secara benar tanpa terjadi kecelakaan dan kesalahan.
BAB II
1.
UKURAN POKOK KAPAL
A.
Ukuran Membujur Kapal
Ø PANJANG : Jarak
membujur sebuah kapal dalam meter pada sarat muat musim panas Yang dihitung
dari bagian depan linggi haluan sampai sisi belakang poros kemudi atau tengah-
tengah cagak kemudi pada kapal yang tidak memiliki poros kemudi .Panjang ini
tidak kurang dari 96 % dan tak lebih dari 97 % panjang pada sarat musim panas
maksimum dan merupakan panjang yang ditentukan oleh biro klasifikasi dimana
kapal tersebut dikeluarkan.
Ø LEBAR : Ialah
lebar kulit kapal bagian dalam terbesar yang diukur dari bagian sebelah dalam
kulit kapal. Lebar ini juga merupakan lebar menurut ketentuan biro klasifikasi
di mana kapal tersebut dikelaskan.
Ø DALAM : Ialah
jarak tegak yang dinyatakan dalam meter pada pertengahan panjang kapal diukur
dari bagian atas lumas sampai bagian atas balok geladak dari geladak jalan
terus teratas
Ø TENGAH-TENGAH
KAPAL : Ialah Pertengahan panjang Yang diukur dari bagian depan linggi haluan
Ø Lebar terdaftar (
Registered Breadth )Ialah Lebar seperti yang tertera di dalam sertifikat kapal
itu. Panjangnya sama dengan lebar dalam ( Moulded Breadth )
Ø Lebar Tonase (
Tonnage Breadth )Ialah Lebar sebuah kapal dari bagian dalam wilah keringat
lambung yang satu sampai ke bagian dalam wilah keringat lambung lainnya, diukur
pada lebar terbesar dan sejajar lunas
Ø Dalam(Depth):
Ø Ialah jarak tegak
diukur dari titik terendah badan kapal sampai ke titik di geladak lambung bebas
tersebut . Jarak ini merupakan dalam menurut Biro Klasifikasi dimana kapal
tersebut dikelaskan .
Ø Dalam tonnase Ialah
Dalam yang di hitung mulai dari alas dasar dalam sampai geladak lambung
B. Stabilitas Membujur
Stabilitas melintang (Longitudinal stability
atau Fore and Aft Stability) cenderung untuk menyeimbangkan kapal, menghindari
dari pitching end-over-end atau pitch poling. Kapal yang didisain memiliki
stabilitas membujur yang cukup dapat mencegah kerusakan pada kondisi normal.
Namun demikian, perbedaan dalam disain kapal juga membedakan karakteristik
stabilitas membujur. Untuk masing-masing kapal tergantung pada peruntukkan
kapal yang didisain. Sebagian kapal memiliki pitching yang berlebihan, membuat
tidak nyaman pada kondisi gelombang besar dan cuaca buruk. Kondisi ini dapat
menurunkan kemampuan awak kapal.
Kapal
yang mengapung dengan darfat belakang dan depan dinamakan dengan even keel,
atau trim bernilai 0 (nol). Jika kapal mengapung dengan draft belakang dan
depan tidak sama, maka kapal tersebut disebut dengan trim. Draft belakang lebih
besar dari draft depan maka kapal disebut dengan trim belakang (trim by stern),
sebaliknya disebut trim depan (trim by the bow). Jumlah trim adalah selisih
antara draft belakang dan draft depan.
Dimana
:
L : LBP (Length between perpendicular)
F : Pusat apung dan jarak yang diukur
dari garis tegak haluan
A : Jarak pusat apung dari tinggi
burutan
LCF : Jarak pusat apung dari tengah kapal
(amidship)
Tf : Sarat depan
Ta : Sarat belakang
Tm : Sarat rata-rata (mean draft) atau sarat
pada amidship
To : Sarat pada Pusat Apung
F : Beda sarat depan even kiil terhadap
kemiringan garis air
A : Beda sarat belakang even keel
terhadap kemiringan garis air
M : Beda sarat tengah, even kiil terhadap
kemiringan garis air
ᶿ : Sudut Trim
C. Ukuran Kapal
Melintang
i.
Panjang
Seluruhnya ( Length Over All = LOA ) Ialah Jarak membujur kapal dari titik
terdepan linggi haluan kapal sampai ke titik terbelakang dari buritan kapal, di
ukur sejajar lunas.
ii.
Panjang
Sepanjang Garis Tegak (Length Between perpendicular) Ialah Panjang kapal
dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis tegak belakang. - Garis tegak
depan (Forward perpendicular) ialah sebuah garis khayalan yang memotong tegak
lurus garis muat perancang kapal dengan linggi haluan. - Garis tegak belakang
(After perpendicular) ialah sebuah garis khayalan yang terletak pada tengah-tengah
cagak kemudi atau bagian belakang dari poros kemudi. Panjang sepanjang garis
tegak di ukur sejajar lunas dan merupakan Panjang Lambung Bebas (Freeboard
Length)
iii.
Panjang
Sepanjang Garis Air ( Length On the Load Water Line = LOWL) Ialah Panjang sebuah
kapal diukur dari perpotongan garis air dengan linggi haluan sampai ke titik
potong garis air dengan linggi belakang, di ukur sejajar lunas.
iv.
Panjang
Terdaftar ( Registered Length ) Ialah Panjang seperti yang tertera di dalam
sertifikat kapal itu , yaitu dihitung dari ujung terdepan geladak jalan terus
teratas sampai garis tegak belakang , diukur sejajar lunas.
TENGAH-TENGAH
KAPAL : Ialah Pertengahan panjangYang diukur dari bagian depan linggi haluan .
D. Tonase
(Tonnage)
Pengertian tonase Kapal ialah sebuah
benda terapung yang digunakan untuk sarana pengangkutan di atas air.Besar
kecilnya kapal dinyatakan dalam ukuran memanjang, membujur, melebar, melintang,
tegak, dalam dan ukuran isi maupun berat. Guna dari ukuran – ukuran ini untuk
mengetahui besar kecilnya sebuah kapal, besar kecilnya daya angkut kapal
tersebut dan besarnya bea yang akan dikeluarkan. Tonase Sebuah Kapal Dapat
Diperinci Sbb :
·
Isi kotor (gross tonnage)
-
terdiri jumlah isi ruangan bawah geladak ukur
-
terdiri jumlah isi ruangan diatas geladak kedua dan atas
-
terdiri jumlah isi ruangan yang tertutup rapat secara pemnanent pada geladak
atas
-
terdiri jumlah isi dari ambang palka
·
Isi bersih (net tonnage)
terdiri
isi kotor dikurangi dengan isi jumlah ruangan yang berfungsi tidak dapat
dipakai
untuk
mengangkut barang dagangan. misal :
- Tempat
tinggal abk -
Gudang serang - Ruang
jangkar
- WC -
Kamar Mesin
·
Isi tolak (displacement)
sama
dengan berat air yang dipindahkan oleh kapal atau jumlah ton air yang
dipindahkan
·
Bobot mati (dead weight)
isi
tolak dikurangi dengan berat kapal kosong dan inventaris tetap saja
·
Tonnase
perlengkapan (equipment tonnage)
tonase
yang diperlukan oleh biro klasifikasi untuk menentukan ukuran dan kekuatan
alat-
alat
labuh seperti jangkar, rantai jangkar, dll.
·
Tonnase tenaga (power tonnage)
berat
kapal kosong ditambah perlengkapan kamar mesin
·
TONNAGE
PERLENGKAPAN ( Equipment tonnage )
Tonase yang
diperlukan oleh Biro Klasifikasi untuk menentukanukuran dan kekuatan alat –
alat labuh, seperti jangkar, rantai jangkar,derek jangkar dan lain –
lain.TONNAGE TENAGA ( Power Tonnage )Berat kapal kotor di tambah PK mesin kapal
itu( BRT + PK Mesin )MODIFIED TONNAGE Kapal yang mempunyai tonnase yang lebih
kecil dari yang seharusnya dimiliki. Untul menjamin keselamatan kapal tersebUt
terjadilah perubahan di dalam perhitungan tonase kapal tersebut.Perhitungan
tonasenya sama dengan kapal yang geladakantaranya tertutup secara permanen
·
CARGO
DWT
Cargo Carrying CapasityKemampuan kapal untuk
mengangkut muatan ( Jumlah muatan yang bisa di bawa )BALE CAPASITYVolume ruang
muat, dinyatakan dalam kaki kubik, dimana kapasitas iniuntuk muatan general
cargoGRAIN CAPASITYVolume ruang muat, dinyatakan dalam kaki kubik, dimana
kapasitas iniuntuk muatan curah ( Beras, Biji Besi , dll )GRT ( GROSS TONNAGE =
Brutto Register Ton =BRT )Volume atau isi sebuah kapal dikurangi dengan isi
sejumlah ruangan tertentuuntuk keamanan kapal ( deducted spaces )NRT ( NET
TONNAGE = Netto Register Ton = Isi Bersih )Volume atau isi sebuah kapal
dikurangi dengan jumlah isi ruangan – ruanganyang tidak dapat di pakai untuki
mengangkut muatan.
·
ALTERNATIVE
TONNAGE
Sebuah kapal dapat
memiliki dua tonnase alternatif, yaitu :-Full Tonnage ; Tonnase diperhitungkan
secara biasa dengangeladak atas sebagai lambung bebasnya-Alternative Tonnage ;
Lambung bebas diperhitungkanberdasarkan asumsi bahwa geladak kedua sebagai
geladaklambung bebasnya Tanda tonnase ditempatkan pada kedua lambung.
Tandatonnase menunjukan mana dari kedua tonnase ini yang diambilsebagai tonnase
kapal itu. Jika tanda tonnase terendam, kapaldianggap dimuati sampai garis muat
maksimumnya ( FullTonnage ), jika tonnase berada di atas garis air, kapal
tersebutdianggap memiliki Modified Tonnage.
2.
GADING-GADING
KAPAL
Rangka atau penguat konstruksi kapal secara
melintang sekaligus tempat melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuk
kapal tidak berubah, yg biasanya diberi nomor mulai dr nol di bagian buritan
·
lingkar
atau bingkai roda :
besar Lay gading-gading yg
konstruksinya lebih besar dp gading-gading biasa, dipasang di tempat tertentu
yg membutuhkan kekuatan ekstra, msl di samping lubang palka, di kamar mesin,
buritan, haluan; -- buritan Lay gading-gading yg terletak satu
bidang secara melintang dng bagian belakang poros kemudi, tempat dimulainya
penomoran gading-gading
A. haluan dan buritan kapal
Haluan Kapal
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Haluan kapal merupakan bagian yang
paling besarmendapat tekanan dan tegangan-tegangan , sebagai akibat terjangan
kapal terhadap air dan pukulan-pukulan ombak. Untuk mengatasi
tegangan-tegangan tersebut, konstruksi haluan sebuah kapal harus dibangun
cukup kuat dengan jalan :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ø Di depan sekat
pelanggaran bagian bawah, dipasang wrang- wrang terbuka yang cukup tinggi
yang diperkuat dengan perkuatan-perkuatan melintang dan balok-balok geladak
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ø Wrang-wrang
dipasang mem bentang dari sisi yang satu ke sisi lainnya, dimana bagian
atasnya diperkuat lagi dengan sebuah flens. Pada bagian tengah-tengah wrang
secara membujur dipasang penguat tengah (center girder) yang berhenti pada
jarak beberapa gading linggi depan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ø Pada bagian di
depannya, kulit kapal menjadi sedemikian sempitnya hingga tidak perlu
dipasang penguat tengah lagi.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ø Gading-gading
pada haluan, biasanya jaraknya lebih rapat satu sama lain. Pada jarak lebih
15 % panjang kapal terhitung dari linggi depan, gading-gading pada bagian
bawah (deep framing)diperkuat,( 20 lebih % kuat) kelingannya lebih rapat,
juga pelat lutut anta ra gading-gading dengan kulit kapal dipertebal.
Lajur-lajur di dekat lunas, pelatnya diper tebal
B.
Buritan Kapal
|
Penampang Membujur dan
Melintang Kapal
Penampang Membujur
|
B.
Bangunan
Atas Lubang Palka Bulwark/pagar
Nama Bagian Badan Kapal (Hull)
Bangunan
Atas Lubang Palka Bulwark/pagar
|
Penampang Melintang
Penampang melintang pada bagian tengah kapal, dengan
wrang penuh (kiri), dan dengan wrang terbuka (kanan)
Penampang Melintang
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penampang
melintang sebuah kapal dengan sistem kerangka melintang yang melalui wrang
penuh (atas) dan wrang terbuka (bawah)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bentuk Geometris badan Kapal
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.
KULIT KAPAL
Kulit
kapal
adalah plat –
plat yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada badan kapal biasa disebut dengan kulit kapal atau
disebut juga ship shell.
Guna
kulit kapal. :
ü Lajur
kulit kapal diberi nama dengan abjad a,b,c,d dan seterusnya mulai dengan lajur
dasar
ü Sambungan
plat diberi nama dengan angka 1,2,3 dan seterusnya dari depan ke belakang
Bagian-bagian kapal yang penting ditunjukkan
dalam gambar berikut, gambar ini tidak berbeda banyak dari kapal sungai.
A. Bagian-bagian
kapal
Berdasarkan gambar, bagian-bagian utama kapal
terdiri dari: 1: Cerobong; 2: Buritan; 3: Propeller; 4: Kulit kapal; 5: Mesin;
6: Lampu sorot; 7: Haluan; 8: Geladak utama; 9: Bangunan atas (Superstructure)
di mana ditempatkan anjungan kapal, kabin untuk awak.
Pada kapal
penyeberangan Ro-ro masih dilengkapi dengan pintu rampa yang terletak pada
haluan dan buritan kapal.
Secara umum
pada prinsipnya kapal penyeberangan dan kapal perairan pedalaman dengan yang
kapal yang digunakan dilaut memiliki karakteristik yang sama kecuali pada
bagian tertentu di mana kapal penyeberangan dilengkapi dengan sistem pintu
pendarat (ramp door) untuk naik turun penumpang dan kendaraan serta pola sandar
pada dermaga yang menggunakan dermaga khusus untuk kapal penyeberangan.
Lambung Kapal
B. Bentuk
lambung kapal
Lambung kapal atau dalam bahasa Inggris
disebut hull adalah badan dari perahu atau kapal. Lambung kapal menyediakan
daya apung (Bouyancy) yang mencegah kapal dari tenggelam yang dirancang agar
sekecil mungkin menimbulkan gesekan dengan air, khususnya untuk kapal dengan
kecepatan tinggi.
Rancang
bangun lambung kapal merupakan hal yang penting dalam membuat kapal karena
merupakan dasar perhitungan stabilitas kapal, besarnya tahanan kapal yang
tentunya berdampak pada kecepatan kapal rancangan, konsumsi bahan bakar,
besaran daya mesin serta draft/ sarat kapal untuk menghitung kedalaman yang
diperlukan dalam kaitannya dengan kolam pelabuhan yang akan disinggahi serta
kedalaman alur pelayaran yang dilalui oleh kapal tersebut.
C.
Cara
Memberi Tanda dan Nomor Pada Kulit Kapal
Cara
memberi tanda dan nomor pada kulit kapal yaitu dimulai
dari plat penggapit lunas (Garboard Strake) sebagai lajur A, lajur lajur
lainnya ditandai dari bawah keatas pada tiap tiap sisi secara alphabet
(A,B,C-Z) kecuali huruf (i), pemberian nomor diberikan secara berurutan dari
belakang kedepan/dari belakang kedepan
Tujuan dari pemberian nomor pada kulit kapal yaitu : agar kita dapat mengetahui lokasi dari plat dalam kaitannya dengan
pemeriksaan atau perbaikan karena kerusakan maupun untuk survey
D. Nama nama lajur kulit kapal,yaitu :
1. Lunas datar (Horizontal keel)
2. Lajur pengapit lunas (garboard strake)
3. Lajur alas (bottom sheel plating)
4. Lajur samping (bilge strake)
5. Lajur buotopping
6. Lajur bingkai (sheer strage)
7. Pagar (bulkwark)
Plat plat khusus (Special plate)
pada kulit kapal dikarenakan sifat pemasangan dan letak dari plat itu
sendiri , antara lain :
1. Plat buntu (stealer plate)
2. Shoe plate
3. Coffin plate
4. Boss plate
5. Oxter plate
Peraturan mengenai kulit kapal, terdapat pada peraturan kapal kapal 1935 Bab II, pasal 6,9, dan 10,yg
mengenai kulit kapal (dok kering, pintu pintu dermaga, pintu pintu muat dan
pintu pntu batubara, lubang lubang masuk dan lubang lubang buang dikulit kapal)
Secara
umum pelat kulit kapal terdiri dari lajur pelat membujur :
1. Pelat dasar
(bottom plating) terdiri dari pelat lunas (keel plate), pelat pengapit lunas
(garboard strake) dan pelat bilga (bilge strake).
2. Pelat sisi kulit
kapal (side shell plating) terdiri dari pelat sisi (side shell plating) dan
pelat lajur sisi atas (sheer strake)
3. Pelat sisi
bangunan atas (superstructure) yang menerus dari pelat sisi kapal
Contoh gambar di bawah ini adalah ukuran profil dan pelat pada penampang
melintang kapal di midship.
Kapal mempunyai konstruksi campuran :
bagian dasar dan geladak dengan konstruksi membujur (longitudinal) sedangkan
bagian sisi kapal dengan konstruksi melintang (transverse).
D.
Penggambaran
Rencana Bukaan Kulit
Untuk penggambaran bukaan kulit
dibutuhkan gambar rencana garis (lines plan) dan rencana konstruksi
(construction plan / steel plan). Pada gambar rencana garis lebih dahulu dibuat
body plan untuk setiap nomor gading (body plan untuk station dihapus, tidak
dipakai lagi).
Bagian konstruksi yang berhubungan
dengan kulit kapal haruslah digambarkan, baik yang membujur ataupun melintang,
misalkan penumpu tengah dan penumpu sisi (centre girder, side
girder),pelantaian (floor), gading melintang (transverse framing) dan senta
sisi (side stringer), gading membujur (longitudinals) dan pelintang (transverses),
tanktop, pondasi motor induk, platform di kamar mesin, sekat melintang dan
membujur (bulkhead), geladak kedua dan seterusnya (untuk kapal lebih dari
satu geladak) dan konstruksi lainnya.
Harus diperhatikan jenis konstruksi
kapal: melintang, membujur atau campuran. Hal ini berhubungan dengan syarat
Klasifikasi tentang jarak minimum antar sambungan pelat dengan alur las lainnya
yang berdekatan (BKI volume II section 19: Welded Joints).
Untuk daerah
tengah kapal yang parallel middle body dapt diusahakan pemakaian pelat yang
selebar mungkin Diluar daerah parallel middle body yaitu daerah buritan dan
haluan mempunyai bentuk yang lebih rumit dengan banyak lengkungan sehingga
dipergunakan pelat dengan lebar yang lebih kecil. Pada penghentian ujung-ujung
lajur pelat, tidak boleh berbentuk runcing, lebar minimum 100 mm.
Harus digambarkan bukaan pada kulit
kapal misalkan lobang tabung jangkar (hawse pipe), kotak laut (seachest),
lobang bow thruster dan lainnya.Juga hubungan pelat kulit dengan linggi haluan
(stem) dan linggi buritan (stern frame / stern post). Setelah gambar body plan
untuk setiap gading selesai dan ditandai tiap perpotongan dengan konstruksi
lainnya misalkan tanktop, senta, selanjutnya lengkung gading (half girth)
dibeberkan ke garis dasar.
Setelah beberan setiap gading selesai,
dapat dibuat lajur-lajur pelat dimulai dengan pelat lunas (keel), pelat dasar
(bottom plating: lajur A, B, C dan D), dilanjutkan dengan pelat bilga (bilge
plating: lajur E) dan pelat sisi (side plating: lajur F, G, H, I, J, K)
diakhiri pelat lajur sisi lajur atas (sheerstrake).
Pada gambar bukaan kulit diatas,
sebenarnya gambar tiap gading (frame), senta (stringer), geladak dan bukaan
pada pelat sisi kapal digambarkan tetapi dihilangkan agar gambar pelat lebih
jelas terlihat
4.
DASAR BERGANDA
Dasar berganda adalah bagian dari konstruksi kapal yang di
batas :
- Bagian bawah - oleh kulit kapal bagian bawah (bottom shell plating)
- Bagian atas - oleh pelat dasar dalam (Inner bottom plating)
- Bagian samping - oleh lempeng samping (margin plate)
- Bagian depan - oleh sekat kedap air terdepan /sekat pelanggaran (collision bulkhead)
- Bagian belakang - sekat kedap air paling belakang atau sering disebut sekat ceruk belakang ( after peak bulk head )
A.
Guna Dasar Berganda
- Bila kapal kandas dan mengalami kebocoran, masih ada dasar yg kedap air
- Sebagai ruangan muatan cair, air tawar, bahan bakar, ballas, dlsb.
- Membantu stabilitas kapal
- Menambah kekuatan melintang kapal
B.
Konstruksi Dasar Berganda
Konstruksi
dasar berganda terdiri dari :
C.
Sistem konstruksi kerangka Melintang dengan
wrang – wrang penuh dan wrang – wrang terbuka
D.
Sistem konstruksi kerangka membujur dengan
wrang – wrang penuh dan wrang – wrang terbuka
Dasar Berganda kerangka melintang, ciri – cirinya :
Ø Dilengkapi dengan
wrang–wrang penuh pada setiap gading di bawah kamar mesin.
Ø Jarak antara wrang
penuh tidak lebih dari 3,05 m diselingi wrang terbuka.
Ø Wrang penuh yg
terbentang melintang dari penyanggah tengah sampai lempeng sampingpada setiap
sisinya diberi lobang peringan.
Ø Pada sistem
kerangka melintang, penyanggah tengah dan lempeng samping tidak terputus.
Sistem kerangka Membujur, ciri – cirinya :
Ø Wrang penuh
dipasang dibawah gading – gading kamar mesin, kursi ketel, dinding kedap air
dan pada ujung bracket deep tank.
Ø Penyanggah tengah
diberi bracket dengan jarak 1,25 meter
Ø Bila jarak antara
sebuah wrang dengan wrang lainnya sampai 2 atau lebih jarak gading, dipasang
penguat tegak paling seedikit 100mm untuk memperkuat longitudinals.
Ø Kapal – kapal yang
lebarnya sampai 14 – 21 m dipasang sebuah longitudinals pada setiap sisi.
Ø Pada kapal yang
panjangnya kurang dari 215 m, longitudinals terputus pada wrang kedap air dan
sebagai gantinya diberi bracket.
Ø Jarak antara wrang
yang satu dengan lainnya tidak melebihi 3,7 m, kecuali kapal tersebut
diperuntukan bagi pengangkutan barang – barang berat atau biji – bijian
tambang.
Ø Untuk kapal yang
panjangnya 61 m (200 kaki) dan kurang dari 76 m (249 kaki) harus dipasang dasar
berganda paling sedikit dari sekat – sekat kamar mesin diteruskan sampai ke
sekat ceruk haluan dan sekat ceruk buritan.
Ø Bila dasar
berganda di haruskan untuk dipasang, maka tingginya ditentukan atau atas
persetujuan Pemerintah dan dasar dalam di teruskan sampai ke sisi lambung
sehingga dapat melindungi dasar kapal sampai ke lengkungan got (bilge).
Perlindungan ini dianggap memenuhi syarat bila garis potong antara lempeng
samping (margin plate) dengan lajur samping (bilge strake), tidak lebih rendah
dari satu bidang datar yang melalui titik potong garis gading dengan lunas,
dimana garis diagonal tersebut membentuk sudut 250 dengan alas dan memotong
bidang simetri pada setengah lebar kapal terbesar
Ø Got pengering
(drain well) yang dibuat di dalam dasar berganda yang di gunakan untuk
mengeringkan palka/ruang muat dan dan lain sebagainya tidak boleh lebih rendah
dari yang di perlukan
Ø Dasar berganda
tidak diperlukan bagi kompartemen – kompartemen kedap air yang berukuran
sedang, yang khusus di pergunakan untuk mengangkut minyak dan yang melakukan pelayaran
Internasional jarak dekat secara teratur .
Ø Bagi kapal – kapal yang mempunyai kompartemen – kompartemen kedap air
berukuran sedang dan digunakan untuk mengangkut minyak dan yang melakukan pelayaran
internasional jarak dekat secara teratur, pemerintah dapat memberikan
kelonggaran terhadap konstruksi dasar berganda di bagian manapun dari kapal
Itu.
E.
Lunas Kapal ( ship’s keel)
Tipe Lunas Pelat Dasar
Tipe Lunas Pelat Batangan
Lunas Pelat Datar ( Flat plate keel ) Lunas Pelat
Datar termasuk tipe modernyang biasa dipakai sekarang ini. Lebar lunas ini
antara 1 – 2 meter dengan tebal pelat utuh sepanjang 3/5 panjang kapal.
Lunas Saluran ( duct keel ) Lunas ini menggunakan 2
buah penguat tengah (centre girder). Lunas ini dipasang antara sekat
pelanggaran dan sekat kedap air di depan kamar mesin sebagai tempat
disalurkannya pipa dari tangki – tangki.
Di pasang di lajur samping kapal – kapal yang
berlunas datar .
Gunanya
untuk mengurangi frekwensi olengan .Besarnya daya redam dari lunas samping
berbanding lurus dengan kecepatan kapal.
Agar
memenuhi fungsinya pemasangan lunas samping harus tepat benar. Yaitu tepat pada
perpotongan garis diagonal, antara perpotongan garis lambung dengan
perpanjangan luas dgn perpotongan antara garis air dengan bidang simetri dengan
kulit kapal
5.
SEKAT KEDAP AIR
A. Sekat Kedap Air Bertujuan Untuk :
- Membagi kapal atas kompartemen-kompartemen dengan sendirinya membagi tekanan kebidang yang lebih luas
- Mempertinggi keselamatan kapal tyerutama ketika kapal mendapat kerusakan dibawah permukaan air atau didekatnya, misalnya karena kandas, tubrukan, dll.
- Mempertinggi keselamatan dan kekuatan melintang kapal.
- Membatasi/melokalisir bahaya kebakaran pada suatu kompartemen.
Besarnya keselamatan dengan dipasangnya SKA tergantung dari:
- Tingginya SKA tersebut
- Kekuatan dp. SKA itu
- kekedapan SKA
- Perbandingan besar kompartemen terhadap besar kapal seluruhnya
B. Jumlah Sekat Kedap Air
Bergantung dari letak kamar mesin yang telah ditentukan Biro
Klasifikasi.
- Pada kapal dengan kamar mesin dibawah minimal 3 buah
- Pada kapal dengan kamar mesin ditengah minimal 4 buah
Pada hakekatnya semua kapal yang tergabung dalam SOLAS harus mempunyai
- 1 (satu) sekat pelanggaran depan (Collision Bulkhead) yang letaknya 5% dari LBP, dihitung dari linggi depan. Pada kapal penumpang boleh 5% + 10 kaki paling banyak
- 1 (satu) SKA belakang (afterpeak Bulkhead) yang membuat tabung poros baling-balingberada pada suatu ruangan kedap air
- 1 (satu) SKA disetiap ujung kamar mesin
C. Konstruksi Sekat Kedap Air
Sekat kedap air dipasang pada gading dan berdiri diatas wrang-wrang
penuh atau lebih baik wrang tertutup pada DB tempat tersebut. Sekat kedap air
dibangun mulai dari DB sampai kebalok geladak deck jalan terus yang paling
atas, kecuali sekat pelanggaran dan sekat kedap air belakang. Sekat kedap air
belakang hanya sampai pada geladak pertama sesudah garis air. Pada sekat kedap
air perlu penempatan baja siku penguat yang dipasang dimuka atau belakangsekat.
Tebal plat tergantung dari tinggi sekat dan jarak antara baja-baja siku
penguat, minimum 5.5 mm Pada Ore carrier min 1.0 mm. Pada sekat pelanggaran
(Collision Bulkhead) baja siku penguatnya 25% lebih besar/tebal dari baja siku
penguat pada siku penguat pada sekat kedap air biasa. Pada sekat pelanggaran
dan sekat kedap air belakang jarak siku baja penguat 610mm (24''), sedangkan
pada sekat kedap air lainnya 760mm.
D. Sekat-sekat pada Kapal
Terdapat beberapa macam sekat pada kapal. Sekat pada kapal harus
menggunakan sekat watertight atau dengan kata lain sekat kedap air. Hal ini
bertujuan agar kapal memiliki kemampuan yang lebih baik saat kapal tersebut
mengalami kebociran. Beberapa macam Sekat pada Kapal adalah :
Sekat Ceruk Buritan (After Peak Tank Bulkhead)
·
Sekat ini digunakan untuk
pembatas antara Tangki Ceruk Buritan (After Peak Bulkhead) dengan Ruang Mesin
(Machenery Space). Tinggi sekat ini dipanjangkan sampai geladak menerus.
After Peak Bulkhead
|
Sekat Depan
Kamar Mesin (Machenery Space Bulkhead)
Sesuai
dengan namanya, sekat ini diletakkan di depan Kamar Mesin Kapal. Peletakkannya
pun memiliki aturan. Sekat ini harus diletakkan dengan ketentuan, jarak minimal sekat terhadap garis AP adalah
17%L konstruksi dan maksimal adalah 20% L konstruksi.
Sekat Ruang
Muat (Cargo Hold Bulkhead)
Cago Hold Bulkhead
|
Sekat
ini diletakkan di daerah Ruang Muat Kapal. Sekat ini wajib bersifat watertight
atau kedap air. Peletakkan sekat pada ruang muat diatur oleh masing class yang
digunakan.
Sekat
Tubrukan (Collision Bulkhead)
Collision Bulkhead
|
Sekat
ini harus memiliki kekuatan yang lebih dari sekat-sekat yang lain. Sekat ini
digunakan sebagai pembatas apabila suatu waktu kapal mengalami kecelakaan.
Peletakkan sekat ini memilki aturan, dimana jarak minimum sekat ini adalah 0.05
L Konstruksi kapal dari Garis FP dan maksimal adalah 0.08 L Konstruksi.
Ø Jumlah sekat kedap
air / Pertimbangan untuk menentukan sekat kedap air yaitu :
1. Letak kamar
mesin ,Pada kapal dengan kamar mesin ditengah jumlah sekat kedap air
minimal 4 buah, untuk kapal dengan kamar mesin dibelakang jumlah sekat kedap
air minimal 3 buah
2. Panjang kapal
,Pada kapal dengan panjang 220-285 kaki SKA = 4 buah, 285-335 SKA = 5
buah, 335-405 kaki SKA =6 buah, 405-470 kaki SKA = 7 buah, 470-540 kaki SKA =8
buah, 540-610 SKA =9 buah.
Ø Peraturan mengenai
sekat kedap air terdapat pada peraturan kapal kapal 1935 Bab II pasal 7 yg
membahas tentang sekat sekat
Ø Fungsi dari sekat
pelaggaran / sekat kedap air terdepan yaitu : sebagai penahn air masuk
kedalam kompartement kompartement di belakangnya dalam hal kapal mengalami
pelanggaran atau kandas juga pelindung dari ombak dan gelombang
6. PINTU
KEDAP AIR
A. Definisi
Pintu Kedap Air
Pintu-pintu dan jendela
kedap air dikapal merupakan perlengkapan kapal yang tidak dapat dipisahkan terhadap
konstruksi lambung kapal secara keseluruhan. Pintu-pintu dan jendela kedap air
digunakan dikapal untuk menutup bukaan-bukaan tempat lewat orang dan sirkulasi
udara dikapal yang pada umumnya untuk pintu kedap air terbuat dari baja, dan
jendela terbuat dari kaca dengan konstruksi khusus kedap air. Selain kedua
jenis penutup tersebut masih ada penutup bukaan dikapal yang lain seperti
penutup skylight dan penutup jalan masuk orang yang kedap air diatas geladak,
yang secara garis besar didalam bab ini terbagi menjadi kelompok :
·
Pintu baja kedap air, yang terletak dan berhubungan langsung
dengan tempat terbuka seperti geladak utama atau pintu kedap air yang terletak
pada sekat kedap air dikapal.
·
Pintu baja kedap cuaca, yang terletak dan berhubungan langsung
dengan tempat terbuka seperti di anjungan atau pintu kedap cuaca yang terletak
pada ruang lain dikapal.
·
Jendela kedap air, yang terletak dilambung kapal (side scuttle)
dan jendela yang terletak di anjungan kapal.
·
Bukaan untuk pencahayaan (Skylight) dan penutup bukaan tempat
lewat orang digeladak (hatch entrance) Ketentuan pemasangan pintu – pintu dan
jendela kedap air diatur dalam peraturan klasifikasi dan International Load
Line Convention 1966. Kedua peraturan tersebut dijadikan acuan dalam pembuatan
desain dan posisi
emasangan pintu – pintu dan jendela kedap air diatas kapal, termasuk konstruksi,sistim kekedapannya. material dan juga sistim penguncinya
emasangan pintu – pintu dan jendela kedap air diatas kapal, termasuk konstruksi,sistim kekedapannya. material dan juga sistim penguncinya
B. Pintu Kedap Air (watertight door)
Pintu kedap air baja, jenis ini ada beberapa macam dan dibagi sesuai dengan sistim dan mekanismenya dan engselnya. Beberapa jenis pintu kedap air dikapal yang banyak digunakan adalah :
1. Pintu kedap air manual dengan sistim engsel (manual watertight door)
2. Pintu kedap air sistim geser manual (manual watertight sliding door)
3. Pintu kedap air sistim geser hidrolik/otomatis (hydrolic sliding door)
Jenis tersebut diatas dipasang dikapal disesuaikan dengan jenis kapalnya dan sesuai dengan letak lokasi pemasangannya.
Pintu kedap air
digeladak terbuka dipasang dengan memiliki tinggi ambang 600 mm untuk pintu
yang menuju keruangan yang terletak digeladak utama, dan tinggi ambang 380 mm
untuk pintu yang terletak diatas geladak utama.
C.
PINTU KEDAP AIR MANUAL
Pintu
kedap air jenis ini memiliki konstruksi yang kuat dan terbuat dari baja atau
alumunium (untuk kapal alumunium) . Pintu ini dipasang dengan menggunakan
sistim engsel, terdiri dari dua engsel. Pintu harus memiliki sistim pembuka
(handle) yang dapat dibuka dari dalam dan dari luar, dan pada umumnya pintu
dibuka kearah luar untuk dapat menambah kekuatan menahan air masuk (kedap),
pada pinggir pintu ini dipasang karet untuk menjaga kekedapan secara baik.
Pintu ini juga dilengkapi dengan sistim pengunci disekeliling daun pintu, sehingga apabila posisi ditutup, handle pengunci secara manual dapat menekan daerah sekeliling pintu , sehingga pintu dapat tertutup rapat, biasanya satu daun pintu memiliki enam buah atau empat buah handle.
D. PINTU KEDAP AIR SISTIM GESER MANUAL
Pintu
kedap air jenis ini memiliki konstruksi yang kuat, dan terbuat dari baja atau
alumunium (untuk kapal alumunium) . Pintu ini biasanya dipasang sebagai pintu
di sekat kedap air dengan menggunakan sistim geser , dengan memiliki sistim rel
dan roda. Pintu harus mampu menahan air masuk (kedap) dan dapat dioperasikan
walau kapal miring hingga 15 derajat.
Pintu ini dilengkapi dengan sistim handle dan pengunci, posisi handle harus disesuaikan dengan arah membuka atau menutup. Artinya arah membuka pintu sama dengan arah handle saat membuka dan sebaliknya. Sesuai dengan peraturan yang ada tinggi handle minimum 1,6 m dari lantai yang dapat dioperasikan dari dua sisi. pengunci secara manual dapat menekan daerah sekeliling pintu , sehingga pintu dapat tertutup rapat. Sistim pengunci dilakukan dengan manual, mekanismenya dibuat apabila satu handle digunakan maka sistim pengunci akan bekerja bersamaan.
E.
PINTU KEDAP AIR SISTIM GESER OTOMATIS
Pintu kedap air jenis ini memiliki konstruksi yang hampir sama dengan jenis sebelumnya, Bedanya pintu ini dilengkapi dengan sistim handle dan pengunci yang dapat diatur secara otomatis, mekanismenya diatur oleh motor elektrik hidrolis, sehingga tenaga untuk membuka dan menutup pintu ini digerakkan dengan motor, posisi handle harus disesuaikan dengan arah membuka atau menutup. Artinya arah membuka pintu sama dengan arah handle saat membuka dan sebaliknya. Handle pintu dapat dioperasikan dari dua sisi., Sistim otomatis akan menutup pintu secara otomatis setelah terbuka beberapa saat, kecuali pintu dibuka dan sistim otomatis dimatikan.
F. PINTU KEDAP CUACA (WEATHER TIGHT DOOR)
Pintu kedap cuaca, memiliki konstruksi yang lebih ringan dibandingkan dengan pintu kedap air. Pintu kedap cuaca terbuat dari kayu, RFP, alumunium atau baja tipis. Pintu ini dipasang dengan menggunakan sistim engsel. Pintu harus memiliki sistim pembuka (handle) yang dapat dibuka dari dalam dan dari luar, pada pinggir pintu ini dipasang karet untuk menjaga kekedapan cuaca secara baik dan panel pintu dilapisi bahan penahan temperature. Artinya ruangan yang memiliki pintu jenis ini akan terjaga temperaturnya Contohnya ruang anjungan atau ruang lain yang memiliki pengatur suhu udara.
G. JENDELA KEDAP AIR (SIDE SCUTTLE)
Jendela kedap air dikapal terdiri dari beberapa jenis, yang berfungsi untuk pencahayaan dan sirkulasi udara. Pada jendela tertentu hanya dapat digunakan untuk pencahayaan saja, jendela ini disebut jendela mati (fixed window) biasanya dipasang sebagai jendela depan di anjungan.
Selain jenis tersebut ada jenis lain yaitu jendela geser yang umumnya dipasang di ruang akomodasi, jendela ini termasuk jendela kedap cuaca. Jendela kedap air (side scuttle) adalah jendela kedap air yang dipasang pada lambung kapal. Side scuttle merupakan jendela berbentuk bulat dan dipasang diruang akomodasi yang terletak dibawah geladak utama. Jendela jenis ini berfungsi untuk pencahayaan dan juga untuk sirkulasi udara. Side scuttle dilengkapi dengan jendela/penutup dead light, yang berfungsi untuk melindungi kaca. Side scuttle memiliki mekanisme buka dan tutup menggunkan engsel dan dioperasikan dari dalam ruangan.
H. BUKAAN PENCAHAYAAN DAN LOBANG MASUK ORANG KEDAP AIR
(SKYLIGHT AND ENTRANCE WAY)
Selain jendela, dikapal terdapat bukaan pencahayaan dan sirkulasi udara yang kedap air disebut skylight. Skylight pada umumnya terletak diatas ruang mesin. Sehingga ruang mesin akan mendapat pencahayaan secara natural. Skylight adalah bukaan dengan konstruksi pelat baja dan ditengahnya terdapat lingkaran jendela kaca. Sistim buka dan tutupnya menggunakan engsel yang dapat dibuka dan tutup dari dalam dan luar kamar mesin. Pada bagian tepi panel skylight dipasang karet untuk kedap air. Lobang masuk orang (entrance way), merupakan bukaan yang harus memiliki penutup kedap air. Bukaan ini terdapat di forecastle sebagai lubang masuk ke forecastle store, bukaan di poop deck sebagai lubang masuk ke aftpeak store, serta bukaan lain yang terdapat di geladak utama atau geladak terbuka. Sistim dan mekanismenya menyerupai pintu kedap air sistim engsel, namun dengan sistim buka keatas. Bukaan ini juga dilengkapi handle pengunci yang dapat dioperasikan dari luar dan dalam.
I.
GAMBAR
Water Tight Door / Pintu Kedap Air
A
|
B
|
C
|
Dimensi: standard ukuran
CV. Multi Express
- Clear width couaming frame (kusen) T 1700mm x L 700mm
- Tebal plat daun pintu 6mm
- Tebal plat kusen 7mm
- Tebal plat engsel 8mm
Warna: sesuai pesanan
Bahan:
- pelat dari besi baja
- karet seal anti bocor
- pelat dari besi baja
- karet seal anti bocor
Keterangan
Produk:
Pintu didesain khusus untuk kedap air, dengan plat engsel & plat tuas hock yang tebal & kokoh & karet kedap air. Menggunakan sistem Quick action lock & open, 6, 8, 12 tuas hock pengunci (clip) dengan 1 handle tuas atau handle bundar. Jenis material plat sesuai permintaan (baja, aluminium, stainless steel)
Pintu didesain khusus untuk kedap air, dengan plat engsel & plat tuas hock yang tebal & kokoh & karet kedap air. Menggunakan sistem Quick action lock & open, 6, 8, 12 tuas hock pengunci (clip) dengan 1 handle tuas atau handle bundar. Jenis material plat sesuai permintaan (baja, aluminium, stainless steel)
Posisi
Penempatan:
Ditempatkan pada ruangan yang membutuhkan kekedapan air (mampu meredam suara bising minimal +/- 90db)
- Ruang control mesin (Engine Control Room / ECR)
- Pintu pemisah lantai dasar (ruang mesin) ke lantai satu (ruang ABK, dapur)
- Pintu pemisah lantai satu ke lantai dua (ruang penumpang)
- Pintu ruang anjungan
- Dan ruang lain yang membutuhkannya.
Ditempatkan pada ruangan yang membutuhkan kekedapan air (mampu meredam suara bising minimal +/- 90db)
- Ruang control mesin (Engine Control Room / ECR)
- Pintu pemisah lantai dasar (ruang mesin) ke lantai satu (ruang ABK, dapur)
- Pintu pemisah lantai satu ke lantai dua (ruang penumpang)
- Pintu ruang anjungan
- Dan ruang lain yang membutuhkannya.
7. KONTRUKSI LAS DAN KELINGAN
A.
Sambungan
Las
Sambungan
las adalah sambungan antara dua atau lebih permukaan logam
Dengan cara mengaplikasikan
pemanasan lokal pada permukaan benda yang disambung. Perkembangan teknologi
pengelasan saat ini memberikan alternatif yang luas untuk penyambungan komponen
mesin atau struktur. Beberapa komponen mesin tertentu sering dapat difabrikasi
dengan pengelasan, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pengecoran
atau tempa. Saat ini banyak part yang sebelumnya dibuat dengan cor atau tempa,
difabrikasi dengan menggunakan pengelasan seperti ditunjukkan pada gambar 9.1.
Sebagian besar komponen mesin yang difabrikasi menggunakan las, menggunakan
teknik pengelasan dengan fusion, dimana dua benda kerja yang disambung
dicairkan permukaannya yang akan disambung.
Beberapa kelebihan
sambungan las dibandingkan sambungan baut-mur atau sambungan keling (rivet)
adalah lebih murah untuk pekerjaan dalam jumlah besar, tidak ada kemungkinan
sambungan longgar, lebih tahan beban fatigue, ketahanan korosi yang lebih baik.
Sedangkan kelemahannya antara lain adalah adanya tegangan sisa (residual
stress), kemungkinan timbul distorsi, perubahan struktur metalurgi pada
sambungan, dan masalah dalam disasembling.
Gambar
9.1.
Metoda
pengelasan diklasifikasikan berdasarkan metoda pemanasan untuk mencairkan logam
pengisi serta permukaan yang disambung.
1. Electric
Arc Welding :
Panas
diaplikasikan oleh busur listrik antara elektroda las dengan benda kerja (lihat
gambar 9.1). Berdasarkan (1) aplikasi logam pengisi dan (2) perlindungan logam
cair thd atmosfir, electric arc welding diklasifikasikan menjadi :
·
Shielded
Metal Arc welding (SMAW)
·
Gas
Metal Arc Welding (GMAW)
·
Gas
Tungsten Arc Welding (GTAW)
·
Flux-cored
Arc Welding (FCAW)
·
Submerged
Arc Welding (SAW)
2. Resistance
Welding :
Arus listrik meng-generate
panas dengan laju I2R, melalui kedua permukaan benda kerja yang disambung.
Kedua benda di cekam dengan baik. Tidak diperlukan adanya logam pengisi atau
shield, tetapi proses pengelasan dapat dilakukan pada ruang vakum atau dalam
inert gas. Metoda pengelasan ini cocok untuk produksi masa dengan pengelasan
kontinu. Range tebal material yang cocok untuk pengelasan ini adalah 0,004 s/d
0,75 inchi.
3. Gas
Welding :
Umumnya menggunakan
pembakaran gas oxyacetylene untuk memanaskan logam pengisi dan permukaan benda
kerja yang disambung. Proses pengelasan ini lambat, manual sehingga lebih cocok
untuk pengelasan ringan dan perbaikan.
4. Laser
beam welding :
Plasma arc welding,
electron beam welding, dan electroslag welding : adalah teknologi pengelasan
modern yang juga menggunakan metoda fusi untuk aplikasi yang sangat spesifik.
5. Solid
state welding :
Proses
penyambungan dengan mengkombinasikan panas dan tekanan untuk menyambungkan
benda kerja. Temperatur logam saat dipanaskan biasanya dibawah titik cair material.
Simbol las diberikan pada
gambar teknik dan gambar kerja sehingga komponen dapat difabrikasi secara
akurat. Simbol las distandardkan oleh AWS (American Welding Society). Komponen
utama simbol las sesuai dengan standard AWS adalah (1) Reference line, (2)
tanda panah, (3) basic weld symbols, (4) dimensi dan data tambahan lainnya, (5)
supplementary symbols, (6) finish symbols, (7) tail, dan (8) spesifikasi atau
proses. Simbol las selengkapnya ditunjukkan pada gambar 9.3. Contoh aplikasi simbol
las dan ilustrasi hasil bentuk konfigurasi sambungan ditunjukkan pada gambar
9.4.
Gambar
9.3 Simbol las sesuai standard AWS
9-3
Las
fillet, (a) angka menunjukkan ukuran leg,
(b)
menunjukkan jarak
Lingkaran
menandakan bahwa pengelasan dilakukan berkeliling
Konfigurasi
pengelasan tipe butt atau groove (a) square,
(b)
V tunggal dengan root 2mm dan sudut 600, (c) V ganda, (d) bevel
Gambar
9.4 Contoh aplikasi simbol las
Pemilihan
metoda pengelasan untuk fabrikasi komponen mesin perlu mempertimbangkan mampu
las dari material. Kemampuan logam untuk disambung dengan pengelasan
ditampilkan pada tabel 9.1.
Gamba
: 9-4
Tabel
9.1 Mampu las logam yang umum digunakan untuk komponen mesin[juv]
Terdapat
banyak sekali konfigurasi sambungan las, tetapi dalam buku ini kita hanya
membahas tegangan dan kekuatan sambungan jenis fillet weld. Diharapkan setelah
memahai konfigurasi ini dengan baik, maka aplikasi untuk konfigurasi sambungan
yang lain dapat dipelajari dengan mudah. Beberapa sambungan dengan konfigurasi
fillet weld dan jenis beban paralel, dan beban melintang ditunjukkan pada
gambar
Gambar
9.5 Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi Pembebanan[juv]
9.2.Tegangan
Pada Sambungan Las yang Mendapat Beban Statik
Beban
yang bekerja pada struktur sambungan dengan tipe fillet dapat berbentuk beban
paralel, beban melintang (transverse), beban torsional, dan beban bending.
Untuk menganalisis tegangan yang terjadi pada sambungan las terlebih dahulu
perlu diperhatikan geometri sambungan las. Konfigurasi sambungan las jenis
fillet dinyatakan dengan panjang leg, he seperti ditunjukkan pada gambar 9.6.
Umumnya panjang leg adalah sama besar, tetapi tidak selalu harus demikian.
Untuk keperluan engineering praktis, tegangan pada sambungan las yang terpenting
adalah tegangan geser pada leher
fillet
(throat). Panjang leher, te didefinisikan sebagai jarak terpendek dari
interseksi pelat ke garis lurus yang menghubungkan leg atau kepermukaan weld
bead. Untuk kasus yang umum yaitu las convex, panjang leher adalah pada posisi
450 dari leg, atau te = 0,707 he. Jadi luas leher yang digunakan untuk
perhitungan tegangan adalah Aw = teL, dimana L adalah panjang las.
B.
Sambungan
Keling (Rivet)
Sambungan keling digunakan
secara luas dalam struktur boiler, kapal, jembatan, bangunan, tangki, kapal,
pesawat uadara, dll. Dalam perancangan sambungan keling, diameter keling yang
dijadikan parameter design, walaupun setelah dipasang diameter rivet akan
ekpansi memenuhi ukuran lubang. Beberapa kelebihan sambungan keling antara lain
adalah :
·
Tidak
akan longgar karena adanya getaran atau beban kejut
·
Relatif
murah dan pemasangan yang cepat
·
Ringan
·
Dapat
diasembling dari sisi “blind”
·
Lebih
tahan korosi dibandingkan sambungan baut
·
Kekuatan
fatigue lebih baik dari sambungan las
Sedangkan
kelemahan sambungan keling adalah tidak dapat dilepas, dan pencekaman tidak
sekencang sambungan baut.
Jarak
minimum antar keling biasanya adalah sekitar tiga kali diameter (kecuali pada
strukutr boiler), sedangkan jarak maksimum adalah 16 kali tebal pelat. Jarak
antar keling yang terlalu jauh akan mengakibatkan terjadi plate buckling. Untuk
menjamin keselamatan, prosedur perancangan konstruksi yang menggunakan
sambungan paku keling haruslah mengikuti persayaratan yang ditetapkan oleh Code
yang telah disusun oleh AISC dan ASME.
Paku
keling dapat dibuat dari bahan yang bersifat ulet seperti baja karbon,
aluminium, dan brass. Untuk mengurangi efek lingkungan, paku keling sering di
coating, plating , atau di cat. Konfigurasi paku keling yang banyak digunakan
ada dua jenis yaitu (1) jenis tubular
dan
(2) jenis blind seperti ditunjukkan pada gambar 9.10. Sedangkan gambar 9.11
menunjukkan metoda pemasangan beberapa jenis paku keling.
Gambar
9.11 Tipe dasar paku keling jenis tubular (a) semi tubular, (b) self piercing,
C.
Compression
Gambar
9.12 Berbagai metoda pemasangan paku keling
Gambar
9-15
Tegangan
yang terjadi pada paku keling yang mendapat beban tarik dapat dihitung dengan
persamaan sederhana
σ =
|
P
|
(9.10)
|
|
A
|
|||
c
|
dimana
P adalah gaya tarik yang dialami paku keling dan Ac adalah luas paku keling
sebelum dipasang. Perlu diingat bahwa paku keling biasanya dipang dalam grup,
sehingga diperlukan analisis beban yang diterima tiap paku keling terlebih
dulu.
Mode
kegagalan yang mungkin terjadi pada konstruksi keling akibat beban geser dapat
diklasifikasikan menjadi enam jenis yaitu (1) mode bending pada pelat, (2) mode
geser pada keling, (3) mode tarik pada pelat, dan (4) bearing pada rivet atau
pelat, (5) shear tear-out pada pelat, dan (6) tensile tear-out pada pelat.
Keenam jenis mode kegagalan ini ditunjukkan pada gambar 9.11.
Gambar
9.13 Beban geser dan mode kegagalan pada sambungan keling
Dalam
praktek, mode kegagalan pertama sampai ke-empat yang paling sering terjadi.
Sedangkan dua mode kegagalan terakhir dapat dihindari dengan memberikan jarak
minimum sebesar 1,5 x diameter paku keling ke ujung pelat.
8.
PENATAAN
LENSA DAN BALLAST
A.
Perbedaan antara Penataan Ballast dengan Penataan Lensa yaitu :
·
Ujung pipa hisap
dari penataan lensa terdapat saringan dan berbentukbulat, sedang pada penataan
ballast tidak ada saringan dan bentuknya terompet (kaki gajah)
·
Pada penataan
ballast dapat dipompa masuk dan keluar dari tangki ballast, sedang pada
penataan lensa hanya dapat untuk memompa keluar cairan dari got got kapal
·
Pada penataan
lensa katupnya searah, sedang pada penataan ballast katupnya bolak balik
Guna dari penataan lensa yaitu dipergunakan untuk memompa air got keluar kapal
Bagian bagian dari penataan
ballast dan penataan lensa, yaitu :
Ø Penataan lensa terdiri dari : Pompa kemarau (bilge pump),
Kotak pembagi (distribution box), pipa pipa kemarau
Ø Penataan ballast terdiri dari : Pompa ballast (ballast
pump), pipa pipa ballast
B. Sistem Ballast Kapal
Cara kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tangki ballast yang berada di double bottom, dengan air laut, yang diambil dari seachest. Melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa cabang.
C. Fungsi
Sistem Ballast
Sistem ballast merupakan sistem untuk dapat memposisikan kapal dalam keadaan seimbang baik dalam keadaan
trim depan maupun belakang, maupun keadaan oleng. Dalam perencanaannya adalah
dengan memasukkan air sebagai bahan ballast agar posisi kapal dapat kembali
pada posisi yang sempurna.
Ø Pelabuhan
Asal dan Tujuan
Kapal tanker ini memiliki rute pelayaran dari makassar ke Tokyo.
d. Jumlah Muatan
d. Jumlah Muatan
Jumlah total muatan yang dapat diangkut di tangki ruang muat
adalah mencapai 12498.954 ton. Yang dibagi ke enam tangki muatan
Ø Rule dan
Rekomendasi
Menurut Volume III BKI 1996 section 11 P, dinyatakan :
D. Jalur Pipa
Ballast
·
Sisi Pengisapan dari tanki air ballast diatur sedemikian rupa
sehingga pada kondisi trim air ballast masih tetap dapat di pompa.
·
Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar juga
dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki. Dimana panjang dari
tanki air ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi isap
tambahan untuk memenuhi bagian depan dari tanki.
D. Pipa yang melalui tangki
·
Pipa air ballast tidak boleh lewat instalasi tanki air minum,
tanki air baku, tanki minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.
·
Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya sebagai
pengering palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke sistim bilga.
·
Katup harus dapat
dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck)
• Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui secara tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.
• Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui secara tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.
E. Pompa Ballast
a. Jumlah dan
kapasitas dari pompa harus memenuhi keperluan operasional dari kapal
F. Tangki
Ballast
a. Tangki
ballast pada kapal ini terdiri dari 5 tangki di bagian starboard dan 5 tangki
di bagian portside. Dengan total kapasitas 1517.363 ton, dengan perkiraan lama
pengisian 10 jam.
b. Untuk katup
dan fitting pada pipa hisap sistem ballast, pada gambar diperoleh jumlah
fitting jenis Elbow 90o sebanyak 6 buah, katup jenis
Butterfly
1 buah, strainer1 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Sedangkan untuk pipa
discharge sistem bilga, pada gambar terhitung fitting jenis Elbow 90o sebanyak
5 buah, butterfly 1 buah, strainer 2 buah, katup jenis SDNRV
sebanyak 1 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Dengan demikian total head
losses diperoleh sebesar 22.45 m.
G. Pompa
a. Dari head
losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan Daya pompa yang
dibutuhkan sebesar 9.0208 kW atau sebesar 12.2665 HP. Oleh karenanya pompa yang
saya pilih untuk memenuhi kebutuhan daya serta head tersebut adalah pompa bilga
merek Shinko, type RVX 200S double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor
15 kW, kapasitas 100 m3/jam, Head 50 m, dan frekuensi 50 Hz. Pompa bilga ini
saya letakkan di tanktop.
b. Outboard
c. Air yang
tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana peletakan Outboard ini
haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada satu outboard harus diberi satu
katup jenis SDNRV.
d. Seachest
e. Seachest
merupakan tempat di lambung kapal, dimana di sea chest terdapat pipa saluran
masuknya air laut. Selain pipa tersebut, pada seachest juga terdapa dua saluran
lainnya. Yaitu blow pipe dan vent pipe. Blow pipe digunakan sebagai saluran
udara untuk menyemprot kotoran-kotoran di seachest. Sedangkan vent pipe
digunakan untuksaluran ventilasi di seachest. Seachest untuk kapal ini
diletakkan di lambung di daerah kamar mesin.
9.
JANGKAR
A.
Definisi Jangkar
Jangkar
merupakan alat labuh yang mempunyai bentuk dan berat khusus yang akan
diturunkan kekedalaman air sampai dengan dasar, sehingga pada saat jangkar
diturunkan maka kapal sangat terbatas pergerakkannya dengan posisi jangkar dan
panjang rantai yang diturunkan, hal ini untuk menahan supaya kapal tidak
bergerak dan tetap dalam posisinya, gerakan kapal diakibatkan oleh :
Dorongan akibat arus air dibagian bawah garis air kapal
Dorongan akibat arus air dibagian bawah garis air kapal
Ø
Dorongan angin terhadap bagian kapal diatas
garis air
Ø
Dorongan akibat pergerakan pitching dan rolling
karena gelombang
Ø
Dorongan tersebut secara umum akan ditahan oleh
sistim jangkar lengkap dengan perlengkapan mesin jangkar yang kadang kala didaerah
tertentu juga ditambah dengan tali tambat lain (mooring rope) supaya kapal
benar-benar tidak berubah posisinya. Jangkar dirangkaikan dengan rantai jangkar
yang pergerakan turun dan naik diatur dengan menggunakan Mesin Jangkar (Anchor
windlass) yang dipasang diatas forecastle deck.
Ø
Nama Jangkar sesuai penempatannya pada kapal dan
kegunaan yang disesuaikan dengan daerah operasi kapal. Biasanya kapal-kapal
besar seperti kapal niaga pelayaran besar (ocean going ship) dilengkapi dengan
tiga tipe Jangkar :
B.
JANGKAR UTAMA/HALUAN (BOWER ACHOR)
Merupakan jangkar utama (seluruh kapal
diatas 250 dwt ) dilengkapi dua buah Jangkar haluan yang diposisikan dikiri
(PS) dan kanan (SB) haluan kapal. Jangkar ini digunakan pada saat berlabuh
didaerah labuh (anchorage area). Kedua jangkar tersebut memilik berat yang sama
yang Berat nya diatur sesuai dengan ketentuan Klasifikasi. Untuk kapal
pelayaran besar dilengkapi pula dengan Jangkar cadangan, hal ini diperlukan
karena apabila salah satu jangkar utama hilang maka untuk penggantian akan
lebih mudah, karena jangkar cadangan memilik ukuran berat dan bentuk yang sama.
C.
JANGKAR ARUS (STREAM ANCHOR)
Untuk kapal pelayaran besar (ocean going
ship) ukuran tertentu dilengkapi dengan satu buah Jangkar arus yang dipasang
dibagian buritan kapal (aft ship). Jangkar ini digunakan untuk membantu jangkar
haluan pada saat berlabuh didaerah yang memiliki arus yang sangat kuat, dan
untuk menahan posisi kapal bagian buritan supaya tetap dalam posisinya. Jangkar
arus ini ditempatkan digeladak buritan kapal, jangkar arus memilik berat
minimum lebih kurang sepertiga berat jangkar haluan, pada kapal-kapal ukuran
besar berat jangkar arus/buritan sama dengan berat Jangkar Haluan/utama.
D.
JANGKAR CEMAT (KEDGES ANCHOR)
Pada kapal tertentu dilengkapi dengan
Jangkar cemat yang memilik berat setengah berat Jangkar Arus. Jangkar cemat
digunakan untuk membebaskan kapal pada saat kapal kandas didasar yang berpasir.
E.
JENIS JANGKAR (ANCHOR TYPES)
STOCKLESS ANCHOR
Merupakan jenis jangkar haluan yang banyak
digunakan pada kapal – kapal ukuran besar, jangkar tipe ini memiliki tiang
jangkar yang dapat bergerak Jangkar type ini sangat efektif bekerjanya, pada
saat jangkar diturunkan maka bagian lengan akan bergerak kearah bawah
dikarenakan adanya engsel pada bagian mahkota jangkar (crown), lengan dapat
bergerak dengan sudut mencapai 45 derajat. Dengan posisi demikian maka bagian
lengan jangkar akan menancap ke dasar laut lebih efektif. Sehingga pada saat
tertarik oleh rantai jangkar dengan posisi tiang jangkar sejajar dasar laut
maka jangkar akan semakin menancap. Untuk melepas dan mengangkat jangkar,
posisi rantai jangkar ditarik tegak dan saat tiang jangkar pada posisi kearah
tegak maka lengan jangkar akan terungkit sehingga cengkeraman jangkar lepas dan
jangkar ditarik keatas.
DANFORTH STOCK ANCHOR
Merupakan jenis jangkar yang memilik daya
cengkeram lebih baik dibanding dengan Stockless Anchor, namun karena adanya
tongkat jangkar maka kedua lengan jangkar tidak dapat menancap kedasar laut.
Selain hal tersebut tiang jangkar tidak dapat langsung masuk ke Hawse Pipe
(urlup jangkar) dikapal. Jangkar jenis ini biasanya dipakai oleh kapal-kapal
jenis khusus dengan ukuran panjang kapal sampai 100 ft.
MUSHROOM ANCHOR
Jangkar jenis ini hanya digunakan untuk
kapal-kapal tertentu yang banyak beroperasi didaerah sungai atau didaerah
perairan yang memiliki dasar yang berlumpur. Karena bentuknya menyerupai
mangkuk maka jenis ini akan bekerja baik pada daerah lumpur. Masih banyak jenis
jangkar yang digunakan pada kapal, dikarenakan jangkar merupakan perlengkapan
kapal yang diatur oleh peraturan Klasifikasi maka jangkar kapal harus memilik
sertifikat yang dikeluarkan oleh Klasifikasi.
F.
BERAT JANGKAR
Berat jangkar dan jumlah jangkar harus
memenuhi peraturan klasifikasi. Sebagai contoh
diambil dari peraturan Bureau Veritas (Perancis) dan Biro Klasifikasi Indonesia.
diambil dari peraturan Bureau Veritas (Perancis) dan Biro Klasifikasi Indonesia.
10. SOAL –
SOAL
1.
Simson Rul ?
Ordinat y0 = 170 dm 170 × 1 =
170
Ordinat y1 = 1160 dm 1160 × 4 = 4640
Ordinat y2 = 1850 dm 1850 × 2 = 3700
Ordinat y3 = 2010 dm 2010 × 4 = 8040
Ordinat y4 = 1500 dm 1500 × 2 = 3000
Ordinat y5 = 900 dm 900 × 4 = 3600
Ordinat y6 = 170 dm 170 × 1 = 170
Jumlah : 23320
Luas bidang × 2 × 23320 = 373120
dm
=
3731,2
2.
No.
|
LUAS
|
FAKTOR
|
HASIL
|
SIMPSON
|
|||
y0
|
4000
|
1
|
4000
|
y1
|
5500
|
4
|
22000
|
y2
|
6020
|
2
|
12040
|
y3
|
6030
|
4
|
24120
|
y4
|
6030
|
2
|
12060
|
y5
|
6020
|
4
|
24080
|
y6
|
5000
|
1
|
5000
|
JUMLAH HASIL
|
103300
|
Kapasitas Volume = { (y0 + y6) + 4 (y1 + y3 + y5) + 2 (y2 + y4) }
=
× 103300 = 103300
Berat Benaman = = 2951,42 Ton
Tpc = = T = 1058,8 T (rata-rata)
FWA = = = 0,62 mm
3.
Sebuah kapal berbentuk kotak terapung
dengan sarat rata-rata 3,5 m di air sungai yang berat jenis airnya 1.005 legs
per meter kubik, Hitunglah sarat rata-rata kapal dilaut ( bj = 1,025 ) jika
berat benamanya tidak berubah.
Jawaban.
=
Sarat baru = x Sarat lama
= x 3,5 m
= 3,43 meter
Sarat baru = 3,34
meter
4. Sebuah kapal berangkat dari sungai ke air laut
dengan berat benaman 13.000 ton TPC = 50 Draft kapal 9,5 meter bj sungai 1,010
bj air laut = 1,025 ditanya Hitunglah draft ketika dilaut.
Jawaban :
FWA =
= = = 65 mm
DWA = FWA ×
=
65 × = 65 × = 39 mm = 0,39 m
Sarat kapal setelah tiba dilaut = 9,5 m - 0,39 m
=
9,11 m
5. Sebuah kapal selesai muat dipelabuhan sungai
(bj=1,015), sekarang sudah mencapai sarat T dengan berat benam = 8000 ton
Ditanyakan.
Setelah tiba dilaut (bj=1,025) sarat
tetap T hitung berapa banyak air tawar yang dimuat ?
Jawaban.
Jika sarat tetap, maka berlaku rumus.
=
W baru = W lama ×
W baru = 8000 × ton = 8078,8 ton
Jadi air tawar yang dimuat = 8078,8 ton – 8000
ton
=
78,8 ton
6.
Sebuah kapal yang lebarnya 60 kaki mempunyai GM 2 kaki berapa
periode olengnya?
Jawaban :
T = = = 18,7 detik
7.
Sebuah kapal dengan berat benaman 11.000 Ton, dengan KG 23 kaki
600 Ton muatan di pindahkan dari bawah ke atas sejauh 15 kaki berapakah KG
setelah pemindahan itu?
Jawaban :
GG₁ =
= = 0,8
kaki
KG = 23
kaki + 0,8 kaki = 23,8 kaki
8.
Sebuah kapal dengan displasment 9000 ton dengan KG 22 kaki 800 Ton
muatan dipindahkan dari atas ke bawah sejauh 22 kaki berapakah KG setelah
pemindahan tadi?
Jawaban :
GG₁ =
= = 2 kaki
KG =
22 kaki - 2 kaki = 20 kaki
9.
Sebuah kapal mempunyai lebar 70 kaki periode olengnya 18 detik
Beapakah
tinggi metasentrisnya?
Jawaban :
T = GM =
= GM =
2,9 kaki
GM =
10. Ukuran dalam(vertikal/tegak )
Ø D(Depht) adalah
jarak tegak dari bagian lunas bawah kapal sampai bagian atas geladak dek line
Ø Sarat(d=draft)adalah
jarak tegak dari bagian lunas kapal bawah sampai bagian garis air.
Ø Lambung bebas
(F=free boad) adalah jarak tegak dari garis air sampai atas geladak atau dek
line.
11. Apa pengertian dari Tonase berikut :
Jawab
:
Ø Bobot Mati ( Dead
Weight /DWT)Isi tolak displesment di kurangi dengan kapal kosong (light ship)
dan infetaris tetap saja atau dengan kata lain dapat diartiakan bera muatan
+BB+air tawar +stores infetaris tidak tetap sehingga kapal tenggelam samap
syart maksimum.
Ø Berat Kapal kosong
(light ship) Berat kapal seluruh asesorisnya.
11. Tugas dari biro klasifikasi :
Jawab:
Ø Menetapkan dan
menyempurnakan berbagai aturan dan persyaratan bagi konstruksi baguna kapal
Ø Menetapkan atau
memberikan klas pada suatu kapal
Ø mengeluarkan
Sertifikat bagi kapal
Ø Melakukan
pengawasan Pada perbaikan dan docking kapal
Ø Persayratan Sekap
Kedap Air Paling depan(sekat pelangaran)
Sekat Pelanggaran Menurut Kententuan solas Harus Cukup Kuat menahan Air agar kapal dapt terapung bila terjadi kebocoran,rusak atau sobek pada bagian haluan kapal dan tetap bisa melanjutkan pelayaran.
12. Sebutkan Dan Jelaskan Jenis Kelas dan persyaratan Pintu Kedap air Diatas
kapal
Jawab.
Jawab.
Ø Jenis pintu yaitu
Type berengel dan type geser.kemudian type geser terbagi dua yaitu Type Vertikal
dan Type horizontal
Ø Sesuai klasnya dan
persyaratannya:
Ø Kelas
pertama.Yaitu Type berengsel hanya diperkenakan ditempat geladak yang memiliki
bagian terendah yang jarak minimum 7 kaki.
Ø Kelas kedua Type
geser Manual Boleh ditempatka diman saja
Ø Kelas ketiga Type
geser manual atau power aperated bole ditempakan diamana saja.
13. Apakah Perbedaan Penataan Lensa dan Ballast
Jawab.
Ø Pompa Lensa
digerakan dengan teanga sendiri,dengan tenaga mesin induk atau dengan tenaga
manual
Ø Pompa Ballast
digerakan denga tenaga sendiri saja dan lebih kuat
Ø Lemari pembagi
pipa Pada penataan lensa ada return Valve pada penataan ballast tidak ada.
Ø Ujung pipa hisap
pada penataan ballast bentuk melebar tanpa kotak saringan.
Ø Penataan lensa
untuk Keselamatan kapal dan penataan ballast Untuk Memperbaiki Keseimbangan
kapal.
14. Bagian mana saja pada Kulit Kapal Yang dipertebal:
Jawab.
Ø bagian yang
memerlukan daya tahan terhadpa tekanan yang kuat seperti disekitar lobang
Pembuangan
Ø bagian tengah
kapal kurang lebih 0,4 LOA masing – masing 0,2 LOA didepan dan belakang center
line
Ø Disekitar Lu\bang
– lubang ,pintu- pntu pada lambung dan jendela.
15. Manfaat suatu kapal dikelaskan pada biro klasifikasi :
Jawab.
Ø Mendapatkan
Minimum free boart sehingga daya angkut kapal menjadi besar
Ø Memperbesar
kepercayaan sipengirim barang tehadap kapalyang mempunyai kelas yang membawa
pengaruh terhadap banyaknya muatan yang diangkut.
Ø pembayaran premi
atau asuransi lebih sedikit
Ø Lebih Muadah
mendapatkan atau mencari awak kapalnya.
16. Mengapa Center line terowongan poros baling baling tidak jatuh sama
denagan center line kapal
Jawab.
Ø Untuk pearawatan
agar cukup ruang gerak
Ø Palka yang
dilewati lambung dapa dimuati
17. Sebutkan pihak – pihak yang berkepentingan pada biro klasifikasi kapal
Jawab.
Jawab.
Ø Pemilik kapal
Dengan kelayak lautan kapalnya
Ø Pemerintah dengan
Keselamatan Awak kapal dan Penumpang
Ø Pemilik Muatan
dengan keselamatan Muatanya
Ø Asuransi dan bank
dengan menetapkan besarnya Permi
18. Jelaskan fungsi dari sekat kedap air
Jawab
Ø Mengisolasi
kebocoran agar tetap disatu ruangan
Ø Mengisolai
Kebakaran Agar tetap disatu ruangan
Ø Membagi kapal
dalam beberapa ruang
Ø Merupakan kekuatan
melintang kapal setempat
19. Fungsi Dari Shell Expantion Plan
Jawab.
Shell expantion plan ialah Gambar denah plat kulit kapal yang berfungsing untuk menandai palat yang perlu diperbaiki sehingga mudah dicari.
Shell expantion plan ialah Gambar denah plat kulit kapal yang berfungsing untuk menandai palat yang perlu diperbaiki sehingga mudah dicari.
20. Jelaskan maksud Sweage plant
Jawab.
Suatu instalasi merubah Kotoran manusia jadi suatu bahan yang tak mebuat pencemaran dilaut
Suatu instalasi merubah Kotoran manusia jadi suatu bahan yang tak mebuat pencemaran dilaut
Merkah kembangan adalah Membatasi Syarat Maksimum kapal demi keamanan agar kapl tersebut mempunyai daya apung cadangan yang cukup
Man hole atau lobang orang adalah sebuah lobang yang dilengkapi dalam tangki diatas kapal tempat keluar masuk orang.
21. Kegunaan Man hole :
Ø Untuk jalan keluar
masuk kedalam tangki saat diperlukan
Ø Untuk lubang
pemberian udara peranginan dan jumlah lubang setiap tangki 2 ditempatkan secara
diagonal.
22. Bentuk Lubang Man hole
Ø Bentuk dengan
diameter 22”
Ø bentuk lonjong
dengan Sumbu – sumbu 18 “
23. Sebutkan 2 jenis konstruksi kapal dan jelaskan:
Ø Konstruksi
Melintang adalah terlihat dari depan haluan atau belakang buiritan kapal
Ø Konstruksi
Membujur adalah terlihat dari lambung kiri dan kanan kapal
24. Sebutkan Kegunaaan Pemasangan Gading – gading Dipakal?
Jawab.
Ø Bersama balok
geladak dan wrang membentuk suatu bingkai kekuatan melintang kapal
Ø Tempat melekatnya
lajur Plat kulit kapal Memberi bentuk pada lambung Kapal
25. Fungsi Dasar berganda Double Bottom
Jawab
Ø Merupakan kekuatan
ganda atau tambahan membujur kapal pada bagian lunas
Ø Mengisolasi
Kebocoran lunas
Ø Sebagai tangki penyimpanan
bahan bakar
Ø Sebagai tangki
Penyimpanan Air ballast.
26. Sebutkan 3 macam Wrang Serta penempatanya ?
Jawab
Ø Wrang penuh
Ø Wrang kedap Air
Ø Wrang terbuka
Ø Ditempatkan
dibagian lunas untuk kontruksi melintang.
27. Coferdam Adalah untuk
Memisahkan Muatan depan
dengan belakang.
28. Biro Klasifikasi Kapal :
Jawab
Nippon Keiji kiukai (jepang)
Nippon Keiji kiukai (jepang)
American Bureau Of Shipping ( Amerika)
Bureau Veritas of Shipping (Perancis)
Biro Klasifikasi Indonesia(indonesia)
Lioyds register Of Shipping (Inggris).
29. GADING - GADING ( FRAMES )
Ø Gading – gading
dipasang untuk memperkuat konstruksi melintang kapal, menjaga agar tidak
terjadi perubahan bentuk pada kulit kapal sekaligus sebagai tempat menempelnya
kulit kapal .
Ø Bentuk ( Profil )
gading – gading yang dipasang dengan cara pengelingan Ialah - Bentuk sudut
Berbintul ( Bulb Angles )
Ø Bentuk U ( Channel
) Bentuk ( Profil ) gading – gading yang dipasang dengan cara dilas
Ø Ialah - Bentuk
Bilah ( Flat Bars )
Ø Bentuk Berbintul (
Bulb Bars )
Ø Bentuk Siku Balik
( Inverted Angles )
30. Macam-macam gading yaitu:
Jawab
Ø Gading nol yaitu
gading yang sebidang denagn cagak kemudi
Ø Gading-gading
cermin yaitu semua gading-gading di belakang gading nol
Ø Gading-gading
simpul yaitu gading-gading sepanjang tabung poros baling-baling
Ø Gading-gading
besar yaitu gading-gading yang ukuranya lebih besar di bandingkan gading-gading
lainya
31. Frame/gading kegunaanya :
Jawab
Ø Dengan wrang dan
balok geladak membentuk bingkai yang merupakan kekuatan melintang utama
Ø Tempat melekatnya
kulit kapal
Ø Memberi potongan
bagin badan kapalFungsi sekat kedap air yaitu :
Mengisolasi apa bila terjadi kebaklaran agar terjadi hanya di satu ruangan
Membagi kapal dalam beberapa ruangan Merupakan kekuatan melintang kapal setempat
32. Fungsi sekat berganda yaitu:
Ø Apabila kapal
kandas mengalami kebocoran masih ada ruangan kedap air
Ø Sebagai muatan
cair,air tawar,bahan bakar,ballast dan lain-lain
Ø Sebagai
penyeimbang atau stabilitas pada kapal
Ø Menambah kekuatan
melintang
Ø Fungsi Kulit kapal
yaitu:
Ø Untuk membuat
kapal agar kedap air
Ø Untuk menahan tegangan-tegangan
membujur pada kapal baik yang berasal dari luar seperti angin,ombak,badai
dsb.maupun dari dalam seperti muatan-muatan.
33. Keuntungan kapal yang sambungan
plat pada lambungnya menggunakan keeling yaitu :
Jawab
Ø Memperoleh
sambungan yang agak kaku yang fungsinya untuk memperkecil getaran di bagian
tertentu
Ø Tidak menambah
berat
Ø Kekuatan dambungan
cukup kuata antara 80%-90%
Ø Mempunyai
permukaan sambungan yang rata
Ø Mudah memperoleh
sambungan yang kedap air maupun minyak
Ø Dapat di lakukan
di dalam air
Ø Tidak ramai atau
bising saat mengerjakan
Ø Mudah dikerjakan
di tempat yang sempit
Ø D.Kerugian yang
sambungan plat pada lambungnya menggunakan keeling yaitu :
Ø Terlalu banyak
tegangan di dalam material
Ø Dapat terjadi
perubahan bentuk material dikarenakan banyaknya tegangan di dalam material
tersebut
Ø Sulit menetapkan
mutu pekerjaan las yang baik
34. Sekat kedap air di pasang di
Jawab
Ø Dengan kamar mesin
di belakang 3 buah
Ø Dengan kamar mesin
di tengah 4 buah
Ø Posisi sekat kesap
air ditempatkan tepat di atas wrang penuh atau wrang kedap air
Ø Letak sekat kedap
air di atas kapal
Ø Sekat cerut haluan
/sekat tubrukan
Ø Sekat ceruk
buritan
Ø Sekat kedap air di
depan kamar mesin
Ø Sekat kedap air di
belakang kamr mesinapabila di belakang kamar mesin masih ada ruang muatan
35. Kegunaan penataan lensa:
Ø Mencegah kerusakan
muatan
Ø Sebagai keamanan
pada kapal
Ø Membersihkan got
kapal
Ø Kegunaan penataan
ballast
Ø Memperbaiki
keseimbangan kapal dengan mengisi tanki air ballast
Ø Memperbaiki trim
dengan mengisi tanki air ballast kusus di bagian depan atau
Ø Pompa lensa
digerakan dengan enaga sendiri ,dengan tenaga mesin,atau dengan teaga manual
Ø Pompa ballast
digerakan dengan tenaga sendiri saja dan lebih kuat
Ø Lemari pembagi
pipa pada penataan lensa ada non return klepnya pada penataan ballast tidak ada
Ø Ujung pipa hisap
pada penataan lensa memiliki kotak saringan
Ø Pada penataan
ballast ujung pipanya berbentuk lebar dan tanpa kotak saringan
Ø Penataan lensa
untuk keselamatan kapal sedangkan penataan ballast untuk memperbaiki
keseimbangan kapal
37. Rose box adalah
Jawab
suatu kotak yang
berada di palka dan di kamar mesin yang berfungsi untuk mencegah kotoran/sampah
yang ikut terhisap masuk kedalam pipa
Sheel expantion
plan adalah sumber denah kuli kapal (bukan kulit) berguna untuk menandai
plat yang perlu di perbaiki sehingga mudah di cari
Cara pemberian nomor pada kulit kapal yaitu dimulai dari plat pengapit lunas yaitu plat lajur sepanjang kiri kanan lunas datar sebagai lajur A.lajur-lajur lainya di tandai dari bawah ke atas pada tiap sisiA,B,cdst,kecuali I,pemberian nomornya secara berurutan dari belakang ke depan misalnya plat F kiri 6-110 s/d 118.
Cara pemberian nomor pada kulit kapal yaitu dimulai dari plat pengapit lunas yaitu plat lajur sepanjang kiri kanan lunas datar sebagai lajur A.lajur-lajur lainya di tandai dari bawah ke atas pada tiap sisiA,B,cdst,kecuali I,pemberian nomornya secara berurutan dari belakang ke depan misalnya plat F kiri 6-110 s/d 118.
38. Apakah fungsi tabung poros baling-baling | Stern Tube |:
Ø Melindungi tail
shaft agar tidak aus
Ø Menjaga agar tail
shaft berputar pada tempatnya
Ø Menyediakan stim
pelumas pada tail shaft
39. Jenis tabung poros baling-baling dengan system pelumadsan air laut dan
system pelumasan minyak mengapa dilapisi dengan perunggu?
Ø Agar tail shaft
aman dan awet
Ø Tidak diperlukan
bronze liner untuk membungkus tail shaft
Ø Bagi kapal
penumpang dan kapal barang .
40. Terangkan bagaimana cara memberi
nomor pada gading2 (frames) kapal !
jawab
:
Cara memberi nomor pada gading2 (frames)
kpl, antara lain :
Ø gading2 biasanya
diberi nomor dari belakang ke depan yang dimulai dari gading nol (gading2 buritan)
Ø gading2 sebelah
depan (gading2 nol) diberi nomor urut 1,2,3,4,dst
dengan tanda (+) sedang
Ø gading2 dibelakang
(gading2 nol) diberi nomor urut 1,2,3,4,dst dengan tanda
(-)/dengan huruf abjad kecil a,b,c,d,dst
41. Jelaskan pengertiaan dari :
- GRT (gross register ton).
- NRT (netto register ton).
- TPC (ton per centimeter).
- FWA (fresh water allowance).
- DWA (Dock water allwance).
- LOA (length over all).
- LBP (length between perpendicular).
- lambung bebas (free board).
- berat benaman (displacement).
- bobot mati (DWT – dead weight tonnage).
- sarat kapal.
jawab :
Ø GRT (gross register ton) adalah
volume/isi sebuah kapal dikurangi dengan isi sejumlah ruangan
tertentu uk keamanan kapal (deducted spaces).
Ø NRT (netto register ton) a/volume/isi
sebuah kapal dikurangi dengan jumlah isi ruangan2 ygtidak
dapat dipakai u/mengangkut muatan.
Ø TPC (ton per centimeter) adalah
bobot dalam ton yg diperlukan untuk merubah draft kapal sebesar 1 cm .
Ø FWA (fresh water allowance) adalah
besarnya perubahan sarat kapal yang terjadi jika kapal yang mengapung
disuatu perairan laut yang memiliki berat jenis 1025
kg/m³,berpindah tempat ke perairan yang memiliki berat jenis1000
kg/m³/sebaliknya.
Ø DWA (Dock water allwance) a/jarak
perpindahan secara otomatis bila kapal berlayar dilaut & memasuki
sungai/air.
Ø LOA (length over all) adalah jarak membujur
kapal dari titik terdepan linggi haluan kapal sampaike titik terbelakang
dari buritan kapal diukur sejajar lunas.
Ø LBP (length between perpendicular) adalah
panjang kapal dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis tegak
belakang.
Ø lambung bebas (free board) adalah
jarak tegak dari garis air sampai geladak lambung bebas/garis deck (deck
line).
Ø Berat benaman (displacement) adalah
jumlah berat kapal & segalanya yang berada pada kapal tsb &
dinyatakan dalam ton .
Ø Bobot mati (DWT – dead weight tonnage) a/ selisih
berat kapal maksimum dikurangi berat kapal kosong (load displacement –
light displacement).
Ø Sarat kapal (draft) adalah jarak tegak
yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai garis air (sarat
moulded).
BAB
III
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat kami disimpulkan :
Ø Kurang efektifnya penanganan sekat-sekat pada kontruksi kapal sehingga
banyak sekat-sekat yang tidak terganti akibat dari kurangnya pengawasan maka
memerlukan prosedur penanganan sekat-sekat pada tangki dasar berganda yang
efektif dan efisien yaitu sebelum pelat-pelat sekat-sekat tersebut diganti,
terlebih dahulu harus diketahui posisinya yang akan diganti, pelat-pelat yang
lama dan yang baru harus dipotong sesuai dengan ukuran lebar dan tinggi Man hole dan Side Girders agar dapat dilewati oleh pelat-pelat yang telah
dipotong.
Ø Cara pengelasan yang tidak sesuai dengan prosedur pengelasan
mengakibatkan keretakan pada sekat-sekat tersebut sehingga memerlukan proses
pengelasan yang sesuai dengan prosedur pengelasan yaitu menggunakan dua
sambungan yaitu sambungan tumpul dan sambungan T sedangkan posisi pengelasan
yang dipakai adalah posisi bawah tangan tangan, posisi mendatar serta posisi
diatas kepala.
B. SARAN
Sebelum pengerjaan sekat-sekat pada tangki dasar
berganda sewajibnya dilengkapi denga alat pengaman seperti baju kerja, kaca
mata, masker dan harus diperbanyak kipas angin agar pekerja selalu menghirup
udara segar dan pekerja tidak kepanasan di dalam tangki dasar berganda.
1.
Sebaiknya diperbanyak penerangan di
dalam tangki dasar berganda dan menggunakan arus 12 atau 22 Volt sebelum
melakukan pekerjaan.
C. DAFTAR
PUSTAKA
Kontruksi
& Stabilitas Kapal, (2014), Metode
Penelitian Belajar. Makassar :
AKADEMI MARITIME INDONESIA AIPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar